Dalam keterangan yang disampaikan di Samarinda, Sri Wahyuni menyatakan bahwa Trade Expo Indonesia (TEI) diharapkan dapat menjadi sarana bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memperkenalkan produk-produk mereka serta memperluas pasar ekspor ke mancanegara. “Di ekspo ini, UMKM bertemu dengan buyer dari luar negeri, memperbarui kontrak, hingga penambahan volume,” ujarnya.
Pemprov Kaltim, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM, akan mengumpulkan data dari pelaku usaha dan buyer terkait permintaan dan perkembangan perdagangan selama TEI berlangsung. “Data ini akan menjadi peta bagi kita untuk membangun ekosistem pada komoditi UMKM yang dapat menembus pasar global,” tambah Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni juga menekankan pentingnya UMKM untuk terus mengembangkan pasar domestik mengingat kondisi ekonomi global yang menurun. “Kami optimalkan kerja sama dengan berbagai pihak agar pasar domestik semakin terbuka, termasuk dengan asosiasi perhotelan, restoran, dan lainnya,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam sambutannya menyebutkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, yang saat ini berada di kisaran 2,6 persen, serta ancaman inflasi di banyak negara. Situasi ini diperparah oleh perang konvensional dan perang dagang yang mengakibatkan kebijakan restriksi perdagangan di 19 negara, berdampak negatif pada aktivitas perdagangan global.
“Overproduksi di China juga menambah kekhawatiran, dengan banyak negara mulai melindungi pasar domestiknya,” kata Jokowi.