hariiniberkata.com, TENGGARONG – Salah satu prosesi yang dinanti dalam Pesta Adat Erau adalah Seluang Mudik, yang dilaksanakan pada malam Bepelas ketujuh, Sabtu (28/9), di Museum Mulawarman. Prosesi ini menandai penghujung Erau dengan tradisi saling lempar butiran beras di antara tamu undangan.
Acara tersebut dihadiri oleh Pjs Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Bambang Arwanto, beserta istri, serta sejumlah tamu kehormatan dari Kesultanan di Nusantara. Dalam acara itu, Pjs Bupati juga diundang untuk menari ganjur bersama tamu dari Kerajaan Mamuju.
Prosesi Seluang Mudik dimulai dengan Sultan Aji Muhammad Arifin yang melakukan upacara Menyisik Lembusuana. Dalam ritual ini, Sultan menaruh uang koin di antara lukisan naga yang terbuat dari butiran beras berwarna tujuh macam, yang ditata di atas tikar depan Tiang Ayu, dikenal sebagai Tambak Karang. Setelah Sultan menyelesaikan ritualnya, para tamu undangan turut serta menaruh koin mereka.
Selanjutnya, Sultan Aji Muhammad Arifin melanjutkan dengan Bepelas hari ke VI yang ditandai dengan bunyi meriam, sebelum acara Dewa Menjala dimulai. Dalam prosesi ini, Dewa berjalan sambil menyeret kain kuning, menggambarkan aktivitas menangkap ikan, diiringi dengan belian yang menyeret gubang atau perahu kecil terbuat dari kayu. Masing-masing yang dilewati Dewa diharapkan meletakkan uang kertas atau logam ke dalam kain kuning atau perahu, yang akan digunakan untuk memberikan penghargaan kepada Dewa, Belian, dan peniup suling atas usaha mereka selama perayaan Erau.
Menjelang puncak acara, dilakukan perebutan bungkusan berisi kue yang digantung di tempat acara upacara Bepelas. Dalam suasana meriah tersebut, puncak acara Seluang Mudik dimulai dengan Sultan dan Pjs Bupati melempar butiran beras ke para tamu undangan dan kerabat kesultanan, menambah kemeriahan dalam perayaan tradisional ini.